Penyelenggaraan KTT ke-2 The Pacific Islands Development Forum di Fiji tahun ini menjadi momen yang sangat berharga bagi Pemerintah Indonesia. Pasalnya Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono menjadi tamu utama dan akan menjadi pembicara kunci pada KTT tersebut.
Kesempatan ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama kelautan dan perikanan dengan 23 negara kawasan Asia Pasifik. Hubungan kerjasama bilateral tersebut tentunya akan menguntungkan bagi peningkatan hubungan diplomatik serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam bidang kelautan dan perikanan, pemerintah telah menginisiasi kerjasama dengan beberapa negara Asia Pasifik, salah satu diantaranya Republik Fiji.
Kesempatan ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama kelautan dan perikanan dengan 23 negara kawasan Asia Pasifik. Hubungan kerjasama bilateral tersebut tentunya akan menguntungkan bagi peningkatan hubungan diplomatik serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam bidang kelautan dan perikanan, pemerintah telah menginisiasi kerjasama dengan beberapa negara Asia Pasifik, salah satu diantaranya Republik Fiji.
Sejak dibukanya hubungan diplomatik Indonesia – Fiji di tahun 1974 dan Kedutaan Besar RI di Suva di tahun 2002, kedua negara senantiasa berusaha memperkuat kerja sama bilateral di sektor kelautan dan perikanan. Hal tersebut dinilai wajar karena Indonesia dan Fiji memiliki banyak kesamaan sebagai negara kepulauan dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo saat mendampingi Presiden RI pada kunjungan kenegaraan ke Republik Fiji, Kamis (19/6).
Sharif menambahkan, dalam implementasinya, kedua negara akan bekerja sama untuk mengembangkan, mendorong, mempromosikan kerjasama dan saling konsultasi pada berbagai bidang kelautan dan perikanan. Diantaranya, perikanan tangkap berkelanjutan, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan, pengolahan dan pengembangan hasil perikanan. Kemudian, inspeksi dan karantina ikan, penelitian, pengembangan dan peningkatan kapasitas, layanan armada dan teknis perikanan. “Termasuk melakukan penguatan masyarakat pesisir dan pengelolaan pesisir terpadu, serta mencegah, menghalangi dan menghapuskan praktek IUU Fishing. Penandatanganan memorandum saling pengertian ini akan menyediakan kerangka bagi kedua negara untuk memperkuat dan meningkatkan kerja sama kelautan dan perikanan”, jelas Sharif.
Sebelumnya pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pertanian, Perikanan dan Hutan, Republik Fiji telah melaksanakan kerja sama teknis di bidang kelautan dan perikanan. Pertama, kerja sama teknis Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut di tahun 2012 yang dilanjutkan dengan pembentukan Pusat Rumput Laut di Suva. Pelatihan tersebut dilaksanakan bersama dengan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) dan KBRI Suva. Kegiatan kerja sama teknis kedua ialah Pelatihan Pengolahan Kerupuk Ikan yang dilaksanakan bersama oleh KKP, Kemlu, KBRI Suva dan Kementerian Urusan Wanita Fiji, dengan tenaga ahli pada pelatihan tersebut disediakan oleh KKP. Pelatihan akan dilanjutkan dengan pembentukan Pusat Kerupuk di Namotomoto, Nandi pada tahun 2014. “Saya menyampaikan komitmen serta dukungan penuh untuk pendirian pusat kerupuk tersebut. Termasuk memenuhi permintaan pelatihan selama satu bulan, penyediaan tenaga ahli pengolahan kerupuk ikan serta bantuan mesin dan peralatan pengolah kerupuk ikan yang diajukan pemerintah Fiji”, ungkap Sharif.
Selain itu menurut Sharif, sebagai bagian dari upaya implementasi kerja sama kelautan dan perikanan, KKP berharap agar kedua pihak untuk segera dapat menjajaki kerja sama teknis di bidang perikanan tangkap. “Saya percaya banyak sekali peluang kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan di bidang ini”, pungkas Sharif.
Jakarta, 19 Juni 2014
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
Pelaksana Tugas
Anang Noegroho
Narasumber :
1. Anang Noegroho
Plt. Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi
kkp.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar