Rabu, 11 Juni 2014

PBB akan mediasi sengketa Cina-Vietnam

BBC.   Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan bersedia memediasi sengketa wilayah antara Cina dan Vietnam.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyerukan kedua pihak untuk menyelesaikan sengketa dengan damai dan berdasarkan hukum yang berlaku.

Pekan lalu, Vietnam dan Cina telah mengirim dokumen berisi klaim mereka di Laut Cina Selatan kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Fase terkini dari sengketa itu berpusat pada keputusan Cina untuk memindahkan sebuah 
rig pengeboran minyak ke Kepulauan Paracel yang menjadi rebutan kedua negara.

Laut Cina Selatan menjadi sumber berbagai klaim wilayah oleh beberapa negara.

Beijing mengklaim nyaris seluruh laut, berdasarkan peta dari pertengahan Abad ke-20 dengan garis putus-putus yang menegaskan batasan teritori Cina dan klaim sejarah dari 1.000 tahun lalu.

Sedangkan Vietnam mengatakan mereka sudah menguasai Kepulauan Paracel selama berabad-abad.


Kedua pihak saling tuduh adanya tindakan agresif dan penabrakan.

Pada hari Selasa (10/06), Cina menyerahkan kepada PBB dokumen tentang klaim historis negara itu di kawasan tersebut dan menuduh Vietnam secara tidak sah mengganggu eksplorasi Cina di sana.

Vietnam menyerang balik dengan dokumen tandingan dan meminta Beijing menghentikan pengeboran minyak di Paracel dan bernegosiasi.

Ketegangan Cina-Vietnam

Cina mendukung Vietnam Utara dalam perang Vietnam
1974: Cina dan Vietnam Selatan bertempur memperebutkan Kepulauan Paracel; Cina merebut pulau-pulau yang dikuasai Vietnam
Sesudah perang, Hanoi mendekati Rusia karena marah dengan dukungan Beijing untuk Khmer Merah
1970: Cina dan Vietnam terlibat peperangan memperebutkan tapal batas wilayah; ribuan tentara kedua negara tewas
1988: Kedua negara memperebutkan Kepulauan Spratly; sekitar 60 pelaut Vietnam tewas

Keputusan Cina untuk memindahkan rig pengeboran minyak itu memicu protes anti Cina di Vietnam.

Empat orang tewas dalam kekerasan itu. Ironisnya, massa yang marah terhadap Cina ternyata banyak yang keliru karena usaha-usaha yang mereka serang justru milik Taiwan.

Utusan Vietnam untuk PBB Le Hoai Trung mengatakan kepadaAssociated Press bahwa "beberapa elemen ekstrem" mengambil alih aksi massa itu dan pemerintah "sangat menyesalinya."

Ia mengatakan banyak tersangka telah ditangkap dan dihukum dan pemerintah telah bertindak untuk mencegah kekerasan terulang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar