Selain Menteri ESDM, hadir dalam acara tersebut, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, dan pejabat Eselon I Kementerian ESDM.
Dalam sambutannya, Sudirman mengungkapkan, acara peluncuran ini merupakan langkah awal untuk menggaungkan perhelatan Peringatan Hari Nusantara 2015, yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 di Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh.
"Peringatan Hari Nusantara merupakan perhelatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati dan mengisi Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu, Djuanda Kartawidjaya," kata Sudirman, di Pelabuhan Nelayan Nusantara Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (1/6/2015).
Sudirman mengungkapkan, peringatan Hari Nusantara adalah sebuah momentum yang tepat untuk mengubah mindset bangsa Indonesia, mengenai ruang hidup dan ruang juang dari yang lebih berorientasi kepada matra darat tetapi juga berorientasi kepada matra laut yang seimbang.
Saat ini katanya, pemanfaatan kekayaan sumber daya maritim masih belum maksimal. Optimalisasi wilayah Maritim Indonesia akan mampu memberikan nilai ekonomi sampai dengan US$ 1.2 triliun per tahun, atau tambahan 1.2 kali PDB pada saat ini, atau 8 kali nilai APBN 2014.
Dalam potensi sumber daya alam laut yang dimiliki Indonesia terdapat potensi energi dan sumber daya mineral yang besar, termasuk di dalamnya adalah minyak dan gas, mineral, serta energi baru terbarukan.
"Dari berbagai potensi energi tersebut, salah satu yang dapat dikembangkan adalah energi baru terbarukan yang bersumber dari arus laut, pasang surut, gelombang dan perbedaan temperatur air laut," jelas Sudirman.
Pada perhelatan di tahun ini, Peringatan Hari Nusantara mengangkat tema "Kekayaan Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Pembangunan Indonesia, sebagai Poros Maritim Dunia Guna Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa".
Peringatan Hari Nusantara diharapkan dapat menjadi kegiatan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga diarahkan sebagai pendukung dalam program mewujudkan Indonesia sebagai "Poros Maritim Dunia". Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan gerakan pembangunan infrastruktur energi di seluruh pesisir Indonesia.
"Pembangunan infrastruktur ini akan diprioritaskan kepada pengembangan model pembangunan di tujuh lokasi, yang terbagi dalam tiga klaster industri maritim, yaitu: Wilayah Barat (Aceh Jaya, Kuala Tanjung Barat dan Pulau Enggano), Wilayah Tengah (Lombok Tengah NTB dan Kupang NTT) serta Wilayah Timur (Minahasa Selatan dan Morotai). Diharapkan pengembangan model pembangunan tersebut akan dilanjutkan di wilayah-wilayah lainnya secara masif," tutup Sudirman.
Muhammad Idris - detikfinance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar